Notification

×

Iklan

Iklan

Jangan Salah PIlih! Ketahui Ciri-Ciri Pemimpin Sesuai Tuntunan Dalam Islam

14/07/24 | 14:43 WIB Last Updated 2024-07-14T07:45:53Z

SEMESTANEWS.ID | Gorontalo - Tahun 2024 menjadi tahun yang “panas” bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, di tahun ini kontestasi politik diselenggarakan. Para elite politik pun ramai-ramai menebar janji dan membangun citra diri gemilang, demi meraih simpati pemilih dalam hal ini adalah warga masyarakat Gorontalo. Sebelum menetapkan pilihan, masyarakat perlu bijak dalam menilai. Seyogianya, jangan hanya melihat apa yang tampak di luar, tetapi dalami juga kinerja serta karakter yang melekat pada diri sang elite politik. Sebagai negara dengan umat muslim terbesar di dunia, mayoritas masyarakat Indonesia juga perlu memilih pemimpin yang sesuai dengan ajaran agamanya. Pedoman memilih pemimpin dalam Islam juga telah banyak disebutkan, baik itu di Al-Qur’an maupun hadis Rasulullah Saw.


Memilih Pemimpin dalam Islam

Melalui Al-Qur’an surah al-Maidah ayat 55, Allah Swt telah menegaskan empat ciri pokok yang wajib dimiliki seorang pemimpin. Keempat ciri itu adalah beriman kepada Allah Swt, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tunduk serta patuh terhadap peraturan dan ketentuan Allah. Di sisi lain, dalam sebuah hadis dalam Sahih Muslim Kitab al-Imarah, bab Khiyar al-A‘immah wa Shiraruhum, Nabi Muhammad Saw menyampaikan kriteria terbaik tentang pemimpin dalam Islam.

“Rasulullah Saw telah bersabda: “Sebaik-baik pemimpinmu adalah mereka yang kamu cintai dan mereka pula mencintai kamumereka yang mendoakanmu dan kamu doakan mereka. Sedangkan seburuk-buruk pemimpinmu adalah mereka yang kamu benci dan mereka pun membencimu, yang kamu laknat dan mereka melaknatmu pula.” Dikatakan: “Wahai Rasulullah, jika demikian, tidakkah kita menumbangkannya dengan pedang?” Beliau bersabda: “Tidak, selama mereka menegakkan salat di tengah-tengah kamu. Jika kalian melihat dari penguasa-penguasamu kejelekan yang kamu benci, maka bencilah perbuatan jeleknya itu saja dan jangan sekali-kali membangkang terhadapnya.”

Rasul menyebut bahwa pemimpin terbaik adalah dia yang dicintai dan didoakan oleh orang-orang yang dipimpinnya, juga sebaliknya. Rasul juga mengingatkan kepada umatnya bahwa selama si pemimpin menegakkan salat dan ibadahnya kepada Allah, namun ia berbuat buruk dan menuai kebencian, orang-orang yang dipimpin olehnya tetap harus mematuhi pemimpin tersebut. Perkataan Rasul ini juga menegaskan bahwa pemimpin yang kita pilih tetap harus kita hormati dan patuhi, selama dia masih patuh dan tunduk pula terhadap ketentuan Allah.

Syarat Pokok Pemimpin dalam Islam

  • Yang pertama, pemimpin dalam Islam harus memiliki sifat Siddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas). Sifat itu berkaca pada empat sifat baik yang dimiliki Rasulullah dalam memimpin umatnya. 
  • Yang kedua yakni pemimpin harus memiliki visi yang jelas. Karena dengan visi itulah yang nantinya mampu memberi petunjuk dengan benar. Rektor umsida tersebut merujuk pada surat As Sajadah ayat 24 yang artinya:  Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.
mengutip salah satu kalimat yang pernah dikatakan oleh John C. Maxwell, “Kepemimpinan merupakan suatu tindakan, bukan sebuah jabatan, “A leader is one who knows the way, shows the way, and goes the way”. Pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan adalah sifat manusia yang mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang etis memiliki pengaruh positif bagi orang-orang yang dipimpinnya,”.

  • Ciri pemimpin dalam Islam yang ketiga adalah kuat amanah ahli dan adil. merujuk pada QS. An-Nisa ayat 58 yang menjelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, menetapkan hukum di antara manusia dengan adil, memerintahkan kaum muslim untuk menaati putusan hukum, yang secara hirarkis dimulai dari penetapan hukum Allah, dan Allah melarang manusia untuk memihak atau zalim dalam memutuskan perkara.
  • Pemimpin dalam Islam tidak boleh dzalim. Sebagaimana telah tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 124. Ayat ini menjelaskan bahwa kepemimpinan tidak terkait dengan keturunan, kelompok, dan agama. Allah menegaskan bahwa kepemimpinan itu harus jatuh pada orang yang tepat dan kompeten.
  • Seorang pemimpin harus memiliki kebijakan yang benar dan tidak mengikuti hawa nafsu yang sesuai dengan surat Shad ayat 26. Ayat ini mengingatkan Nabi Daud agar menjadi penegak hukum yang tidak mengikuti hawa nafsu. Ayat ini juga menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus bersikap adil, amanah, dan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. 
  • Ciri pemimpin dalam Islam yang keenam, adalah orang yang tentunya harus dekat kepada Allah dan Rasulnya. Hal ini tertuang dalam surat An Nisa ayat 59. Artinya, ketika terjadi perbedaan pendapat dalam suatu perselisihan, manusia harus berkaca pada Alquran dan Sunnah serta ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Ulil Amri sepanjang mereka tidak menyuruh untuk berbuat maksiat.
  • Yang terakhir, membangun tim yang kuat Sesuai dengan surat As shaff ayat 4 dan Al Imran ayat 103. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menjaga persatuan dan kesatuan, memerintahkan orang mukmin untuk mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh perbuatan Ma’ruf dan mencegah perbuatan Munkar (amal ma’ruf nahi munkar).
×
Berita Terbaru Update