Cak Nanto ketika memberi salam metal dalam sambutannya pada acara pembukaan Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah (dok. tvMU) |
semestanews.id - Pembukaan Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan mendapat perhatian dengan kehadiran sejumlah pejabat negara baik dari Presiden RI Joko Widodo dan para menteri Kabinet Indonesia Maju sampai Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri turut hadir.
Dalam sambutannya Sunanto selaku Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah menyapa para tamu undangan dengan gaya khasnya yaitu selalu saja menghadirkan gelak tawa ditengah hadirin.
Berikut gaya unik yang khas dari Cak Nanto ketika menyapa para tamu tokoh yang banyak mengundang gelak tawa dan tepuk tangan para tamu dan peserta Muktamar.
Presiden RI Joko Widodo
"Yang saya hormatin Presiden Republik Indnesia Ir. Joko Widodo, terima kasih bapak telah hadir diakhir masa pensiun saya. Jadi saya sangat bersyukur pak, menegaskan bagi saya bahwa saya tidak seperti Zainudin di film Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk itu pak."
"Saya pertama kali ketemu pak Presiden menyampaikan saya ini seperti Zainudin, kenapa? karena Zainudin itu di Makassar dibilang orang Minang, di Minang dianggap orang Makassar. Saya di Muhammadiyah di anggap orang bapak (Presiden Jokowi) tapi masalahnya bapak nggak menganggap saya. Kan Nestapa. Jadi terimakasih menegaskan bahwa saya menjadi bagian dari perjalanan ini bapak"
PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir
"Yang saya hormati Ayahanda Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si"
"Saya mohon maaf karena sudah sangat direpotkan dengan kelakuan saya. Inilah gaya Muhammadiyah Madura campur Solo pak, jadi agak ngegas, agak ngerem, yang pentik maju pak."
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri
"Yang saya hormati Presiden ke 5 Republik Indonesia, Ibunda Ketua Umumku PDI Perjuangan. Terimakasih Ibuku karena saya tidak menyangka dan suatu kehormatan besar karena ini pertama kali juga ketemu Ibu walaupun saya kader (partai) Ibu."
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono
"Yang kami hormati Panglima TNI Republik Indonesia Laksamana TNI Yudo Margono. Terimakasih abang, nggak menyangka setelah jadi Panglima kayaknya nomornya ganti, saya nggak tau bapak jadi minta tolong nanti di WA bapak."
"Jadi mohon ijin pak Panglima, waktu KASAL saya WA-an tapi setelah jadi Panglima nomornya ganti. Jadi agak repot saya untuk menghubungi. Muktamar agak tersendat karena nggak WA pak Panglima"
Kapolri RI Jenderal Listyo Sigit Prabawo
"Yang kami hormati pak Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo terimakasih kakak asuh yang sudah lama membantu dan membimbing saya selama ini. Ijin kalau salah dikoreksi pak, kalau benar nanti saya ingatkan pak."
Menteri Kabinet Indonesia Maju
Hadir juga Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan 5 menteri Kabinet Indonesia Maju sekaligus yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Agama, Menteri Investasi, Menteri Sosial dan Menteri Agraria dan Tata Ruang.
Dalam sambutannya tersebut tidak lepas menyapa satu persatu para Menteri Kabinet Indonesia Maju tersebut dengan gayanya yang khas. Diantaranya sapaan sekaligus memberikan selamat kepada Menteri BUMN Erick Thohir atas terpilihnya sebagai Ketua PSSI. "Saya kira pak Presiden kalau dipegang pak Erick agak selesai semua kayaknya."
Tak lepas dari sapaannya Menteri Agama yang disebut sebagai Ketua Besar Pemuda Indonesia sedangkan dia (Cak Nanto) Ketua Umumnya.
Begitu juga ketika menyapa Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia "Terimakasih bang, waktunya terlalu sibuk sehingga waktu saya tidak pernah dikasih jadwal untuk ketemu." ujarnya.
Menteri ATR/BPN pun tak lepas dari sapaan Cak Nanto, dirinya bercerita setiap kali diajak jalan-jalan sewakti Hadi Tjahjanto menjadi Panglima. Bahkan setiap kali naik pesawat Cak Nano selalu ditempatkan di executive. "Waktu jadi Panglima (diajak jalan-jalan). Waktu jadi menteri juga jarang dipanggil juga pak."
Begitulah sekilas kutipan dari pidato Cak Nanto pada pembukaan Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah dengan gaya khasnya. Semoga pada Muktamar ini mampu melahirkan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang sesuai dengan harapan dan cita-cita organisasi sebagai pencetak kader umat, bangsa dan Persyarikatan.